Pernyataan Soekarno terbukti. Presiden Pertama Republik Indonesia itu pernah meminta ibukota negara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Presiden Soekarno kan pernah bilang, ibukota negara jangan Jakarta, tapi Palangkaraya," ujar Wakil Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan (F-PDIP) Bambang Wuryanto di Jakarta, Senin (6/9).
Tahun 1957, Bung Karno pernah memiliki mimpi besar untuk memindahkan ibukota ke Palangkaraya, Kalimatan Tengah.
Sebagai tahap persiapan, Soekarno pun telah meletakkan batu pertamanya di Kampung Dayak, di jantung Kalimantan, 17 Juli 1957.
Palangkaraya memiliki luas 2.678,51 km persegi dan punya potensi untuk dikembangkan sebagai ibukota baru. Sedangkan Jakarta, lanjutnya, hanya 661,52 km persegi.
Usaha Soekarno kandas, karena faktor pengadaan bahan dan medan yang sangat sulit seiring dipersiapkan Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan Asian Games (1962) dan ajang olahraga tandingan Olimpiade Games of the New Emerging Forces (Ganefo).
Sekarang, pernyataan Soekarno itu terbukti seiring semrawutnya Jakarta dan kian parahnya kondisi kemacetan lalu-lintas yang teramat sulit untuk dibenahi.
"Ibukota negara pindahkan saja ke Palangkaraya di sabuknya khatulistiwa," pungkas Bambang.
Sebagaimana diberitakan, wacana perpindahan ibukota akan ditindaklanjuti usai libur Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II membicarakan kerangka perencanaan secara komprehensif dalam menyusun kebijakan perpindahan ibukota.